Pembelajaran merupakan hal yang kompleks. tidak terlepas dari aspek pendidikan, pembelajaran menjadi hal penting guna menautkan konsep awal yang dimiliki peserta didik dengan apa yang diajarkan oleh guru. Pembelajaran tidak hanya berupa transper ilmu namun lebih dari pada itu.

Dilangsir dari educhannel.id, pembelajaran merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks dan sistematis. Dalam peristiwa tersebut terjadi interaksi pendidik dan peserta didik dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang menjadi kebiasaan bagi peserta didik yang bersangkutan. Dengan demikian, makna dasar dari pembelajaran adalah interaksi antara peserta didik dengan pengajar. Interaksi itu berarti ada komunikasi dua arah yang dilakukan dalam kegiatan tersebut. 

Komunikasi yang dilakukan saat pembelajaran tidak melulu guru saja yang berbicara dan memberikan penjelasan terkait suatu masalah atau pembahasan, namun peserta didik juga memberikan kontribusi berupa komentar dan penjelasan terkait dengan materi yang dibahas. Dengan demikian interaksi dua arah bisa terwujud. Pembelajaran tidak akan maksimal apabila motivasi belajar peserta didik rendah. Banyak di antara pendidik yang mengeluhkan minat belajar peserta didiknya rendah pada lingkup pembelajaran Bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di kurikulum sekolah. Dalam hal ini, Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang menunjang mata pelajaran yang lain. Hal itu karena Bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar pada mata pelajaran yang lain. Tujuan dari suatu pembelajaran menjadi acuan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam tataran yang lebih spesifik  tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah mengharapkan peserta didik dapat mencapai tujuan umum mata pelajaran Bahasa indonesia.

Di dalam Permendikbudristek nomor 7 tahun 2022 tentang standar isi pada Pendidikan anak usia dini, jenjang pendidikan dasar, dan jenjang pendidikan menengah  menyebutkan bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia jenjang SMP bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 

  1. Strategi menyimak, membaca dan memirsa, berbicara dan mempresentasikan serta menulis tingkat sedang/semenjana;
  2. Strategi berbahasa secara santun untuk menghormati orang lain dan/atau menghindari konflik sesuai konteks sosial budaya;
  3. Bentuk, ciri, dan akurasi informasi dalam teks informasi yang netral, ramah gender, dan/atau ramah keberagaman;
  4. Bentuk, ciri, dan elemen estetika dalam teks fiksi yang netral, ramah gender, dan/atau ramah keberagaman;
  5. Kaidah Bahasa Indonesia yang membentuk teks;
  6. Struktur sastra dalam teks sastra;
  7. Penanda kebahasaan dalam teks;
  8. Aspek nonverbal dalam teks; dan
  9. Struktur dan kohesi teks dalam wujud lisan, tulis, visual, dan multimodal yang disajikan melalui media cetak, elektronik, dan/atau digital.
Jadi, pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan capaian pembelajaran yang diharapkan dari peserta didik berfokus pada 4 aspek, yaitu membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Keempat aspek ini berjalan selaras dalam pelaksanaanya. Hal yang menjadi tambahan dalam capaian tersebut adalah konten yang dipakai dalam menjalankan keempat aspek pembelajaran Bahasa Indonesia. Kontennya yang dibahas bisa berupa teks fiksi dan juga bisa teks nonfiksi.

Motivasi pembelajaran sangat penting. Motivasi belajar peserta didik yang tinggi akan membuat peserta didik bisa merefleksikan dirinya untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dikembangkan agar motivasi pembelajaran bisa berkembang sesuai yang diharapkan.

1. Menanamkan kepada peserta didik bahwa belajar Bahasa Indonesia sangat penting baik ketika mereka menempuh pendidikan maupun saat berbaur dengan masyarakat.

Pembelajaran bisa kondusif apabila mampu mengalihkan perhatian peserta didik ke dalam materi yang disampaikan. Dalam proses tersebut, hal yang perlu ditekankan sebelum membahas materi adalah pentinya bahasa indonesia terkait dengan materi yang dituangkan dalam pembahasan. Dengan mengingat pentingnya materi yang diajarkan tersebut membuat proses pembelajaran yang diberikan tidak lepas dari perhatian peserta didik.

2. Menggunakan kamus online

Peserta didik lebih dominan menyukai hal yang simpel dan sederhana terkait perlengkapan pembelajaran. Bukti nyata adalah dengan adanya kamus yang secara fisik tebalnya bukan main. Ketebalan kamus tersebut memberikan kesan menakutkan kepada peserta didik. Dampaknya, peserta didik tidak mau membawa atau meminjam kamus yang fisiknya tebal. Dengan adanya kamus online, peserta didik sangat terbantu. Apalagi zaman sekarang adalah zaman serba digital. peserta didik bisa memanfaatkan kamus online untuk mencari kata-kata sulit dengan lebih efisien waktu dan lebih simpel.

3. Menggunakan metode pembelajaran yang menarik

Pembelajaran yang efektif juga tidak terlepas dari pengaruh guru dalam mengajar. Pemilihan metode mengajar menjadi poin penting yang mesti diperhatikan. Di abad 21 ini yang notabene semua berbasis digital, pengajar bisa mencari berbagai metode pembelajaran yang cocok dengan karakteristik kelas yang diajar. Pendidik bisa melakukan pencarian di internet tentang metode pembelajaran berserta sintak pembelajarannya, sehingga dengan melakukan inovasi pembelajaran melalui metode pembelajaran bisa menimbulkan minat dan menumbuhkan motivasi belajar peserta didik.

4. Memberikan informasi dan pemahaman bahwa Bahasa Indonesia sudah banyak dipakai di negara lain.

Kemudian tips yang dapat dilakukan untuk memotivasi para siswa agar lebih giat dalam belajar Bahasa Indonesia adalah dengan cara memberikan informasi dan pemahaman bahwasanya Bahasa Indonesia telah banyak dipelajari dan dikembangkan oleh berbagai negara contohnya Australia dan Belanda. Hal tersebut akan memicu para siswa agar lebih giat belajar dan nantinya diharapkan akan meningkatkan prestasi belajar bahasa Indonesia tentunya

Related Posts